Faktor Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja



Faktor Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Faktor faktor penyebab terjadinya penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut :
1.       Faktor Fisik
Penyebabnya adalah:
·         Kebisingan atau suara yang terlalu tinggi yang bisa menyebabkan ketulian
·         Temperatur yang tinggi yang bisa menyebabkan Hyperpireksi, Heat Cramp, Miliaria, Heat Stroke, dan Heat Exhaustion.
·         Terpapar radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat meyebabkan katarak
·         Sinar Ultraviolet bisa mengakibatkan konjungtivitas
·         Terpapar Radioaktif: alpa/betha/gamma/x bisa mengakibatkan gangguan terhadap sel tuhun manusia
·         Tekanan Udara yang Tinggi bisa berakibat Caison Disease
·         Getaran baerakibat terhadap Reynaud’s Disease, Polineurutis dan gangguan metabolisme


Pencegahannya dengan :
·         Cahaya pada ruang laboratorium dikendalikan
·         Penyediaan air minum dan pengaturan ventilasi harus memadai
·         Menyerap getaran dengan menggunakan bantalan anti vibrasi
·         Menggunakan pelindung mata untuk sinar laser
·         Penggunaan Filter untuk memakai mikroskop
2.       Faktor Kimia
Penyebabnya adalah :
Asalnya: raw material/bahan baku, bahan tambahan, bahan setengah jadi, produk, bahan buangan atau sisa hasil produksi.
Bentuk :  Zat cair, gas, padat uap ataupun partikel.
Cara terpapar ke dalam tubuh bisa melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan kulit dan mukosa. Masuk bisa secara kronis maupun secara akut.
Dempak : alergi, iritasi, asphyxia, korosif, kanker, keracunan sistematik, kerusakan kelainan janin.           
Hal ini bisa menimpa pada petugas/pekerja yang sering sekali berhubungan dengan bahan kimia serta obat obatan seperti antibiotika. Berlaku juga untuk Solvent yang banyak dipakai dalam komponen zat antiseptik, disinfektan dikenal juga sebagai zat yang sangat karsinogen. Semua zat/bahan kimia cepat atau lambat bisa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Gangguan yang sering terjadi adalah dermatosis yaitu kontak akibat kerja yang biasanya dikarenakan oleh iritasi(amoniak, dioksidan) dan hanya beberapa saja dikarenakan alergi(keton). Material toxic (Trichloroetane,tetrachloromethane) apabila terhirup, atau tertelan atau diserap oleh kulit bisa mengakibatkan penyakit kronik atau akut, bahkan kematian. Material korosif(asam dan basa) bisa menyebabkan kerusangan jaringan yang irreversible pada daerah yang terkena.   

anda bisa membaca : pelatihan k3

                Upaya Pencegahanya:
·         MSDS(Material Safety Data Sheet) dari seluruh bahan kimia yang ada harus diketahui oleh semua petugas laboratorium
·         Menggunakan alat vakum atau karet isap (rubber bulb) supaya bisa mencegah tertelannya bahan kimia dan terhisapnya aerosol.
·         Memakai alat perlindungan diri (sarung tangan, pelindung mata, jas laboratoeium,celemek) dengan baik dan benar
·         Hindari menggunakan kontak lensa, dikarenakan dapat melekat antara mata dengan lensa.
·         Memakai alat pelindung pernafasan dengan baik dan benar.
3.       Faktor Biologi
Faktor Penyebab :
·         Viral Disease: hepatities, rabies
·         Fungal Disease: Leptosirosis, Anthrax, TBC, Brucellosis, Tetanus
·         Parasitic Diseases: Schistosomiasis, Ancylostomiasis
Bisa terjadi pada lingkungan kerja pelayanan kesehatan. Di sini sangat favorable bagi berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman kuman colli, bacilli, pyogenic, dan staphylococci, yang sumbernya berasal dari pasien, benda benda yang sudah terkontaminasi serta udara. Bisa juga virus yang sudah menyebar melewati kontak dengan darah dan sekreta(Hepatitis B dan HIV) dapat menjangkiti pekerja sebagai akibat dari kecelakaan kecil dilingkungan kerja, misalnya tergores atau tertusuk jarum yang sudah terkontaminasi oleh virus.
Angka kejadian terhadap infeksi nosokomial pada unit pelayanan kesehatan cukup tinggi. Berdasarkan teori kemungkinan pekerja LAK terkontaminasi sangatlah besar, sebagai contoh seorang dokter Rumah Sakit memiliki resiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar daripada dokter yang membuka praktek secara pribadi atau swasta, dan untuk para petugas kebersihan yang menangani limbah yang infeksius akan senantiasa kontak dengan bahan yang sudah tercemar kuman patogen maupun debu beracun yang memiliki peluang terkena infeksi.

untuk artikel pelatihank3 bisa baca disini

Usaha Pencegahan:   
·         Semua pekerja diwajibkan mendapatkan pelatihan dasar tentang kebersihan, desinfeksi dan epidemologi.
·         Lakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, guna memastikan pekerja dalam kedaan sehat badannya, cukup kekebalan alaminya untuk bekerja dengan bahan yang infeksius dan dilakukan imuniasi.
·         Lakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang baik dan benar (Good Laboratory Parctice)
·         Gunakan desinfektan harus sesuai dengan cara penggunaanya yang benar.
·         Desinfeksi dan sterilisasi pada tempat, sisa bahan, peralatan dan spesimen dengan benar
·         Pengolahan limbah yang sesuai dengan prosedur yang benar
·         Memakai kabinet pengamanan biologis yang sesuai
·         Kebersihan diri dari semua petugas   

artikel menarik tentang Pelatihan K3

4.       Faktor Ergonomi/Fisiologi
·         Faktor ini adalah sebagai reaksi/akibat dari kesalahan cara kerja, alat kerja, posisi kerja dan lingkungan kerja. Dampaknya terhadap tubuh adalah nyeri otot, kelelahan fisik, deformitas tulang, dislokasi, perubahan bentuk dan kecelakaan.
·         Ergonomi sebagai teknoligi, ilmu dan seni berusaha mebuat serasi cara, alat, lingkungan kerja dan proses terhadap kemampuannya, batasan, kebolehan manusia untuk mewujudkan kondisi dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman demi tercapainya efisiensi kerja yang setinggi tingginya. Pendekatan terhadapa ergonomi bersifat kuratif dan konseptual. Secara populer kedua pendekatan tersebut biasa dikenal sebagai To Fit To The Job to The Man and To Fit The man to The Job.
·         Pada kebanyakan pekerja di perkantoran atau Pelayana Kesehatan pemerintah, biasanya bekerja dengan kondisi yang kurang ergonomis, misal tenaga operator peralatan, hal ini dikarenakan peralatan yang digunakan biasanya adalah barang impor yang disesain tidak sesuai dengan proporsi ukuran pekerja indonesia. Posisi kerja yang tidak pas dan terus dipaksakan bisa mengakibatkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien. Dalam jangka panjang akan menyebabkan gangguan fisik dan psykologis dengan keluhan yang paling banyak adalah nyeri pinggang kerja(low back pain) .     

membaca artikel pelatihank3 disini

5.       Faktor Psikologi
Faktor yang satu ini adalah sebagai akibat dari organisasi kerja(komunikasi hubungan kerja, kemanan dan kepemimpinan). Tipe kerja (berulang ulang, monoton, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shift dan didaerah terpencil). Perwujudannya berupa stress. Beberapa sampel faktor psikososial yang bisa menyebabkan stress yaitu:
·         Pelayanan kesehatan yang sering hanya bersifat darurat dan menyangkut hidup mati seseorang. Untuk hal tersebut pekerja di laboratorium kesehatan dituntuk untuk bisa memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan sebuah kewibawaan serta keramah tamahan.
·         Pekerjaan pada unit unti tertentu sangat menjemukan/monoton
·         Komunikasi / hubungan kerja yang tidak serasi diantara bawahan dengan pimpinan atau teman sejawat
·         Beban mental disebabkan menjadi panutan bagi mitra kerja disektor formal maupun informal.

Silahkan dibaca juga : Penyebab Penyakit akibat Kerja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahaya Radiasi Sinar Ultra Violet dalam pengelasan

16 Tips Sederhana untuk operasi forklift dengan aman

Klasifikasi Tingkat Kecelakaan Kerja